“Ini betul rumah Jendral Ahmad Yani?”
Walau sedikit ter heran, Rulli tetap menjawab, “iya, kenapa memangnya?”
Bukan jawaban yang Rulli lantas dapatkan. Hanya ada suara cekikikan dari beberapa orang lalu sambungan diputus begitu saja. Jengkel, gadis itu sedikit membanting telepon rumah dan berlalu. Tapi, belum sempat kakinya memasuki kamar, telepon tersebut kembali berbunyi. Menghela nafas, bahunya sedikit turun karena lelah yang ia rasakan, dengan segera dirinya terpaksa kembali berbalik untuk mengangkat sambungan tersebut lagi.
“Halo?” Rulli berdecak, lagi-lagi ia hanya mendengar suara cekikan orang-orang berjenis kelamin laki. Sukses membuat dirinya naik pitam, Rulli sedikit membentak.
“Siapa ini?!”