Mohon tunggu...
Muhammad FarhanSaleh
Muhammad FarhanSaleh Mohon Tunggu... Aktris - masa2 kenangan d saat masih reaja

kumpulan tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

pola hidup sehat dalam islam

26 Januari 2021   15:51 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:52 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah makna yang terkandung dalam i'tikaf. Adapun pengertian tahaddust adalah nikmat atau menampakan rasa syukur tersebut dalam perkataan, biasanya dengan mengucapkan kata-kata hamdallah atau menceritakan kepada orang lain tentang perolehan nikmat yang telah diterima dari Allah. Menceritakan atau memberitahukan nikmat yang telah diperoleh kepada orang lain bukanlah hal yang bertentangan dengan sikap syukur. Bahkan Allah sendiri menyerukan hal itu.

 

            Abi hurairah berkata, "Dahulu  umat islam melihat bahwa antara bentuk syukur nikmat yaitu dengan mengucapkan". Al hasan bin ali berkata, "sesuatu yang datang padamu dari allah berupa kenikmatan dan kemuliaan kenabian, maka ceritakanlah dan dakwahlah kepada manusia".

 

            Bagi kita, kita ungkapkan kata-kata syukur bisa terwujud minimal dengan mengucapkan kata-kata hamdallah (alhamdulillah) ketika mendapatkan sebagai refleksi kepada Allah".

 

      Rukun ketiga dari syukur adalah at tha'ah. Taat atau patuh adalah merupakan pengejawantahan dari sikap syukur. Yang demikian dapat di pastikan bahwa seorang muslim yang kurang taat adalah mereka yang kurang bisa mensyukuri nikmat Allah SWT.

 

            Dilihat dari sini, maka para nibilah yang merupakan orang-orang yang paling bersyukur. Hal itu terlihat pada ketaatan mereka terhada Allah. Dalam Al-Qur'an misalnya Allah mmuji nabi nuh sebagai orang yang bersyukur, "sesungguhnya dia (Nabi Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur"(Al isra':3).

 

       Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh atha dijelaskan bahwa dia berkata, "aku bertanya kepada aisyah, "ceritakan padaku sesuatu yang palin engkau kagumi engkau lihat dari rosulluah". Aisyah berkata," adalah urusan beliau begitu mengagumkan! Pada suatu malam beliau mendatangiku dan berkata, "Biarkan aku menyembah rabbku, "maka beliau bangkit berwudhu dan shalat. Beliau menangis sampai air matanya mengalir di dadanya, kemudian rukuk dan menangis lagi, kemudian mengangkat mukanya dan menangis lagi. Dan beliau tetap dalam kondisi seperti itu sampai bilal mengumandangkan adzan shalat." Aku berkata, wahai Rosulluah, apa yang membuat kau menangis padahal Allah sudah mengampuni dosa yang lalu dan yang akan datang ? beliau bersabda, "tidak bolehkah aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?" (Ibnu Mundzir, Ibnu Hibban, Ibnu Marwadah, dan Ibnu Asakir).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun