“Teman-teman, tidak terasa kita telah bersahabat sangat lama. Sejak dari kita masih SMA dulu. Berlanjut sampai kuliah hingga detik ini.” Aku coba untuk serius.
“Kita sama-sama tahu, bahwa sampai sekarang ini kita masih belum mendapatkan pasangan untuk mendapingi kita hidup hingga akhir hayat nanti.”
“Kita belum juga berkeluarga, padahal umur kita sudah kepala tiga. Apalah arti dari kemapanan ini jika hanya kita nikmati sendirian.”
“Apalah arti kesuksesan kita di kantor maupun usaha kita kalau kita saja belum mampu membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah”
“Sejak dahulu hingga sekarang kita tak henti-hentinya untuk berusaha mendapatkan hal yang terbaik dan masing-masing dari kita juga tak pernah lelah untuk mencari tambatan hati demi masa depan yang lebih baik”
“Dalam perjalanannya, sebelum kejadian di malam itu kita merasakan telah menemukan pasangan yang kita rasa cocok dan selanjutnya akan kita perkenalkan ke masing-masing dari kita”
“Namun siapa sangka, wanita yang aku idamkan itu adalah wanita idaman dari anas dan juga heru. Siapa yang bisa menduga kalau kita memiliki wanita idaman yang sama”
“Hingga akhirnya kita masing-masing bingung dan banyak bertanya di dalam hati yang membuat selama seminggu kita tidak saling berkomunikasi seperti biasanya”
“Aku pun banyak bertanya di dalam hati. Namun apakah kegundahan ini akan aku biarkan terus menerus dan melupakan persahabatan kita”
“Maka dari itu, malam ini kita sama-sama mencoba untuk menyelesaikan dan melepaskan permasalahan ini”
“Karena persahabatan ini jangan sampai putus hanya karena permasalahan yang sepele. Karena menyukai satu wanita yang sama.”