Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nasi Goreng Spesial (Bag. 2)

12 Juli 2015   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Makannya hanya pakai tempe goreng ya, Ca? Ismi?” kata Kakek.

“Soalnya, kakek hanya bisa menggoreng tempe,” kata Bagus.

Kami semua tertawa.

Mocsya agak enggan.  Tapi rasa lapar mendorongnya untuk makan juga.  Diambilnya nasi.  Diambilnya tempe.  Dimakannnya.  Enak juga.  Satu suap.  Dua suap.  Tiga suap.  Eh, tidak terasa, satu piring habis juga.  Malu-malu.  Rasa lapar masih ada.

“Boleh nambah, Ca.  Nasi masih ada.  Tempe juga!” kata Kakek Junaedi yang seakan tahu hati Oca.

 

***

Ismi sudah pamit pulang.  Kakek Junaedi pergi menjaga kios. Kakek Junaedi memang memiliki kios bunga dan pupuk.  Kecil.  Hanya di pinggir jalan raya.  Sekarang hanya ada Bagus dan Mocsya.  Bagus mengajak Mocsya ke belakang rumah.  

“Pupuk yang dijual kakek, kami buat sendiri, Ca,” kata Bagus.

“Ini tempat membuatnya?” tanya Mocsya.

“Ya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun