***
Solat tak pernah ditinggalkan Bagus dan Kakek Junaedi. Kata Kakek Junaedi, solat memang ibadah paling penting. Tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Walau sedang sakit berat sekalipun. Usai solat Magrib, Bagus belajar mengaji kepada Kakek Junaedi. Kehidupan Kakek Junaedi dan Bagus benar-benar teratur. Tapi terasa enak juga. Segalanya dapat dikerjakan dengan baik. Sementara Mocsya yang tak pernah mengatur waktu selalu menganggap waktu terlalu pendek. Mocsya selalu tak sempat mengerjakan PR. Tak sempat solat. Tak sempat mengaji. Hampir seluruh waktunya dibuang di depan televisi. Atau main game di komputer. Berjam-jam. Tak ada henti.
Pembaca, doakan Mocsya agar bisa mengatur waktunya, ya?
“Lapar, Ca?” tanya Bagus.
“Agak,” jawab Mocsya malu-malu. Padahal memang sudah lapar. Kalau di rumah sih tinggal teriak kepada Mba Sanah. Sekarang kan sedang menginap di rumah Bagus. Tak bisa teriak ke siapa-siapa. Rasa lapar pun dibiarkan saja.
“Bilang saja lapar. Dari muka kamu sudah kelihatan,” ledk Bagus.
“Kalau tahu aku lapar terus mau apa?”
“Mau mengajak masak nasi goreng,” usul Bagus. Bagus memang selalu memasak. Untuk sendiri dan untuk Kakek Junaedi.
“Kamu bisa masak, Gus?”
“Bisa, dong!”
“Ayo, kalau begitu!” ajak Mocsya.