“Maksudku izin sama orangtua kamu, Ca.”
“Tak perlu.”
“Kalau begitu, tidak boleh.”
“Kenapa?” tanya Mocsya.
“Aku pasti dimarahi Kakek,” jelas Bagus.
“Kalau aku izin ke orangtua?”
“Baru boleh.”
“Nanti aku telepon, Gus.”
“Jangan nanti. Sekarang saja. Jangan suka menunda-nunda waktu. Tak baik, Ca,” saran Bagus. Bagus memang tak pernah menunda-nunda pekerjaan. Kalau ditunda, suka lupa. Kalau lupa, baru menyesal. Apalagi Kakek Junaedi juga akan sangat marah jika Bagus berani menunda-nunda pekerjaan.
“Baik bos. Kalau begitu aku ke wartel dulu.”
Agak lama. Wartel agak jauh. Di jalan raya. Rumah Kakek Junaedi memang di Jakarta. Tapi masuk gangnya cukup jauh. Berkelok-kelok pula.