Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Dingklik Simbok

28 Agustus 2016   15:50 Diperbarui: 28 Agustus 2016   20:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Marzuki menangis sejadi-jadinya)

Bapak              :”Kenapa, Marzuki? Kamu menyesal? Kenapa kamu baru menyesal? Barangkali kamu baru tersadar dari mimpimu itu. Sudahlah jangan buang-buang air matamu itu yang justru mengotori bajumu itu yang bermartabat.”

Marzuki menangis sambil memeluk sarung sunat sembari memegangi dingklik yang dulu biasa ia tenteng keliling kampong saat Simbok menjajakan nasi jagung. Kenangan itu sangat manis tapi peerempuan lugu itu kini telah meninggalkan ia selamanya.

Marzuki           : “Simbok,  maafkan Marzuki. Selama ini Marzuki terlalu sibuk dengan urusan Negara hingga meninggalkanmu.”

Bapak              :”Negara kau bilang? Negara yang mana yang kau perjuangkan ha!? Omong kosong saja!”

Kinanti            :”Sudahlah, Bapak!”

                        Kinanti menenangkan Bapak yang sedari tadi ingin menerkam saja makhluk yang ada di hadapannya. Bapak meninggalkan ruang tamu itu. Ia bergegas menuju kebun samping rumah. Dan membawa jauh-jauh perkutut kesayangannya.

                        Viona mendekati Kinanti yang berdiri tak jauh dari dirinya.

Viona              :”Kamu siapa? Setahu saya Abang tidak pernah cerita kalau dia punya saudara perempuan?”

                        Viona menatap Kinanti penuh curiga. Dia telanjangi tubuh ayu itu dengan pandangan matanya yang penuh tanda tanya.

Bapak              :”Tanyakan saja calon suamimu itu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun