"Anakku, jika engkau mau mengubah jalan hidupmu. Saya akan beri kamu satu kesempatan untuk bertobat..!"
Â
 Laki-laki penuh tato itu menangis terisak. Penyesalan yang mendalam membuat ia memahami arti hidup. Sepertinya selama ini dia tak pernah melakukan sesuatu yang benar. Laki-laki itu mendongakkan kepalanya. Matanya memerah tergenang air mata. "Tuhan, saya benar-benar menyesal. Jika Engkau beri saya kesempatan untuk berubah, saya akan melakukannya!".
Â
Dan sementara itu,  di balik ruangan  dua orang tertawa keras. "Ini luar biasa. Sebentar lagi tak akan ada  penjahat, pencopet atau bajing di kota ini. Hidup ini sangat indah rupanya."
Â
"Benar, Dokter." ujar Zamasi, "tapi sekarang seharusnya kita bisa mengumumkannya pada dunia tentang eksperimen ini. Ini bisa digunakan untuk hal-hal luar biasa sekedar menyelesaikan masalah keluarga dan pencopet kelas teri ini."
Â
"Seperti apa, Zamasi?" tukas Sanoro kembali tak senang. "Menyuruh orang untuk merampok, memberi syarat pada mereka dengan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Begitu kan, Zamasi..?"
Â
"Dokter, maksud saya..."