Mohon tunggu...
mastika liansari
mastika liansari Mohon Tunggu... -

Universitas Mataram/PPKn/6/2015

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jompong Suar

7 Juli 2015   21:06 Diperbarui: 7 Juli 2015   21:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Dari manakah datangnya suara itu? Dan siapakah yang menyebut namaku di belantara yang sesunyi ini? Pikirnya. Jompong Suar seolah - olah merasa yakin bahwa mimpinya itu akan ada maknanya. Perasaanya semakin hidup dan bertekad keras akan mencari dari mana datangnya suara itu. Kemudian ia bangkit dan berjalan. Dilengah keheranannya akan suara panggilan tadi diteruskan juga langkahnya mengikuti irama hatinya. Sebuah batu besar menghalang di depannya. Jompong Suar mendekati batu besar itu, mengintari sekelilingnya untuk meneliti.

 

Dengan tiada diduga sebelumnya tiba-tiba dilihatnya sebuah gua serangkaian dengan batu besar itu. Perasaanya cemas bercampur takut. Tetapi ia berusaha melawan rasa takutnya itu. Ia memberanikan diri dan berjalan perlahan - lahan menghampiri mulut gua. Dan alangkah terkejutnya ketika Jompong Suar melihat jelas di dalam gua itu berdiri seorang gadis remaja cantik jelita. Jompong Suar tertegun sejenak. Hati dan pikirannya belum percaya dengan pandangan matanya. Diusapnya matanya berkali - kali.

 

“Apakah aku sedang berhayal?”. “Jika benar apakah gadis itu manusia biasa?”. “Atau barangkali sosok Jin penghuni gua ini?”, demikian macam-macam pikira yang muncul di benaknya Jompong Suar terus dihujani berbagai pertanyaan dalam benaknya. “Kalai gadis ini manusia biasa maka anak siapakah gerangan?”. “Dan mengapa pula dia memilih hidup di tempat yang terasing ini?”, tanyanya kepada dirinya sendiri.

 

Sebelum berbagai pertanyaan itu terjawab, dengan langkah gontai gadis itu menghampirinya. Dengan suara lembut gadisd itu menyapa.

 

“Duhai Pangeran!. Sipakah Pangeran sebenarnya?. Dan apakah maksud pangeran datang ke tempat yang jauh, seram, dan angker ini?”, sapanya kepada Jompong Suar. Jompong Suar masih saja terteguh atas segala peristiwa yang dialaminya ini. Ia masih mencoba menyakinkan dirinya bahwa apa yang ada di hadapnya ini bukanlah mimpi. Sambil mencoba untuk menenangkan perasaannya. Sementara itu putri gua yang cantik jelita itu terus menatapnya dengan pandangan malu - malu tetapi penuh harap. Akhirnya Jompong Suar menguasai segenap perasaan dan jiwanya maka barulah ia mencoba menjawab sang putri gua itu.

 

“Ampun Tuan Putri. Hamba telah berani datang ke tempat ini yang menjebabkan Tuan Putri terusik”. Kata Jompong Suar merendah sebagaimana layaknya seorang rakyat biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun