Mohon tunggu...
mastika liansari
mastika liansari Mohon Tunggu... -

Universitas Mataram/PPKn/6/2015

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jompong Suar

7 Juli 2015   21:06 Diperbarui: 7 Juli 2015   21:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mendengar itu Jompong Suar kemudian melanjutkan pembicaraan.

“Dinda, untuk langkah awal, sebelum menuju kepada baginda raja dimana kanda akan menyerahkan bambu ini, maka sebaiknya kita berdua meneruskan perjalanan menuju ke kampung halamanmu untuk mengantarkanmu kepada kedua orangtuamu.  Setelah itu barulah aku akan melanjutkan perjalanan menuju ke istana raja kami yaitu Paduka Raja Buntar Buana”, kata Jompong Suar.

 

Mendengar itu Mandang Wulan sangat terkejut bercampur gembira karena ternyata Paduka Raja yang menjatuhkah  hukuman kepada Jompong Suar untuk mencari bambu emas itu tidak lain adalah orang tuanya sendiri Raja Buntar Buana.

Langsung saja Mandang Wulan memeluk Jompong Suar.

 

Bersegeralah mereka menuju ke istana Raja Buntar Buana. Setelah mereka sampai ke pintu gerbang istana, Jompong Suar menjelaskan kepada para pengawal istana akan maksud dan tujuannya ke istana, dan mohon ijin untuk menghadap Paduka Raja Buntar Buana. Maka pengawalpun segera melaporkan kepada Baginda Raja akan adanya tamu yang bernama Jompong Suar berserta seorang gadis remaja yang cantik. Baginda Rajapun segera memerintahkan pengawal untuk mengijinkan Jompong Suar masuk ke istana. Akan halnya Mandang Wulan, tidak ada di antara pengawal yang mengenalnya karena telah setahun lebih sang putri ini menghilang. Mandang Wulan dan Jompong Suar juga mencoba menahan diri untuk tidak memberikan keterangan kepada siapapun tentang sang Putri.

 

Maka masuklah mereka keruang istana dimana Raja Buntar Buana berada disinggasana kerajaan itu. Di ruang istana telah ada pula permaisuri yaitu ibunda dari Putri Mandang Wulan. Disamping itu segenap menteri dan punggawa juga hadir Jompong Suar dan putri Mandang Wulan segerahlah duduk bersimpuh untuk mengatur sembah. Seluruh isi istana di ruangan itu menatap kepada Mandang Wulan, nampaknya permaisuri tergetar batin dan jiwanya seolah - olah anaknya yang hilang setahun lalu kini ada di hadapannya. Perasaan yang sama dialami juga oleh baginda Raja Buntar Buana dan seluruh unsur pemerintahan istana. Mandang Wulan menatapi kedua ayah bundanya itu. Nampaknya permaisuri tak kuasa menahan perasaanya untuk segera mengetahui siapa sebenarnya gadis yang berseta dengan Jompong Suar yang kini berada di hadapannya. Lalu permaisuri berucap.

 

“Kakanda Baginda Raja, sungguh wajah gadis ini sangat mirip dengan Putri kita Mandang wulan”, kata permaisuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun