“Oh Dinda Mandang Wulan. Aku tidak mengerti maksudmu”, kata Jompong Suar.
“Dengarlah Kanda. Ditempat yang sunyi inilah aku diberi tugas oleh Nenek raksasa untuk menjaga sebuah bambu seperti yang Kanda maksudkan itu” kata Mandang Wulan melanjutkan.
“Oh. Benarkah kata - katamu Dinda?”, tanya Jompong Suar, tergesa - gesa.
“Benar Kanda, Tak mungkin aku membohongimu. Ayolah Kanda kita kesana untuk mengambilnya”, lanjut Mandang Wulan. Semakin besar harapan Jompong Suar untuk kembali ke kampung halamannya.
Mereka berjalan menuju pohon bambu itu. Jompong Suar tidak menyia - nyiakan waktu. Sebentar saja bambu itu sudah berada di tangannya. Tiada terkira gembira hati Jompong Suar. Ia akan membawah Putri Mandang Wulan pergi ke kampung bertemu dan bersatu dengan orangtuanya. Setelah bambu itu berada di tanganya. Jompong Suar segera mengajak Mandang Wulan untuk meninggalkan tempat itu.
“Wahai Dinda bergegaslah secepatnya. Matahari telah condong ke barat. Sebentar lagi tentu raksasa itu kembali”, kata Jompong Suar. Maka segeralah Mandang Wulan mempersiapkan sesuatu yang mungkin masih dapat dibawanya untuk bekal perjalanan. Terlontarlah harapan kepada Jomong Suar.