daerah lain yakni suku bugis, suku moronene, suku-suku lain yang mendiami wilayah kita banyak kita jumpai, tetapi kelemahan seni gambus ini telah langka dimainkan sebab faktor:
1. Pemain gambus yang dahulu ada telah banyak yang wafat
2. Alat gambus tidak dijual diperdagangkan, tidak sama gitar
3. Kaum muda belum memahami cara bermain gambus yang baik dan menyanyikan lagu pantun jenaka
4.Gambus kurang ditampilkan ditengah acara-acara berskala nasional dan internasional.
5. Gambus hanya tampil pada momen terbatas, yakni pada kalangan tertentu yakni orang tua suku Tolaki lahir pada tahun 1940-1970, generasi yang lahir tahun 1980-2000, minat terhadap seni gambus ini belum tersosialisasikan pada jenjang sekolah.
a. Â Sejarah Tari Lulo Konawe Selatan
Tari lulo ini sangat terkenal menurut penelitian tarian ini berasal dari Konawe Selatan yang dahulu adalah wilayah Konawe, mulai diterapkan pada acara  selesai panen padi, pesta perkawinan, hajat lain yang bersifat umum didalam masyarakat Konawe dan derah lain  yaitu tahun 1800-1986,
 tampak pada gambar Malulo adalah gerakan tari melingkar dan bergandengan tangan pria dan wanita tua maupun muda. Tari lulo dengan gandengan tangan jumlah orang yang dapat mengikuti tarian ini jumlahnya tidak terbatas yakni 10-100 orang dengan tiga lapis lingkaran pun dapat dilakukan,
seni budaya ini sangat mengakar dikalangan orang tua, kaum muda bahkan anak-anak, kosep stretgis dari lulo adalah filosofis persahabatan antar suku dan semua stratifikasi sosial kemasyarakatan dapat terlibat.
Lihat gambar alat Gong yang digunakan dalam tari lingkar: