Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Padma (Cerita Pendek)

23 Juli 2024   09:40 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:01 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukurlah, rutinitasku saat ini menjadi jauh lebih berwarna. Kali ini, bukan kebahagiaan yang datang menghampiriku, melainkan jawaban atas semua pertanyaanku tentang kehidupan. Sebuah pertanyaan yang bahkan tidak sempat terjawab oleh ayah dan ibu.

Perlahan namun pasti, duniaku kembali berputar.

Aku kembali menjalani kehidupanku seperti biasanya.

Sekarang, hari-hariku benar-benar berbunga. Malah, kali ini bunganya nyata, bukan hanya kiasan semata, apalagi sekadar barisan huruf yang tersusun rapi setiap kali aku menulis kolom nama: Florencia Liliana.

*

Sebagai mantan pegawai perusahaan yang setiap hari bekerja dari jam sembilan pagi hingga jam lima sore, menjaga toko bunga tentu menjadi kegiatan yang kuanggap sebelah mata. Meski tidak mengetahui sedikit pun tentang toko bunga eyang, aku tetap antusias untuk mendalami pekerjaan baruku.

Aku mengerti masih banyak hal yang harus aku pelajari untuk menjadi seorang florist.

Untungnya, tidak sulit menemukan buku-buku elektronik tentang panduan menjadi seorang florist. Aku menekuni kebiasaan belajar, membaca, serta mengumpulkan informasi seputar bunga selama kurang lebih tiga minggu. Aku tidak hanya menghafalkan nama dan jenis bunga. Lebih dalam lagi, aku belajar memahami filosofi dan maknanya satu per satu.

Seperti beberapa orang yang percaya bahwa bunga anyelir dapat membawa sial, atau bunga lavender yang katanya menyiratkan lambang ketidakpercayaan. Oh iya, aku juga ingat bagaimana Gregor Lersch, seorang seniman yang juga florist, menjelaskan simbol kesombongan pada bunga bakung.

Semua bunga memiliki filosofinya tersendiri. Dari salah satu buku yang terinspirasi oleh karya Klaus Wagener, setiap warna dari bunga tertentu bahkan melambangkan maknanya tersendiri. Seperti menghindari warna putih dan kuning saat merayakan suasana bahagia. Katanya, dua warna itu umumnya digunakan ketika sedang berduka.

Di samping itu, aku juga senang memperhatikan gerak-gerik yang ditunjukkan oleh setiap pembeli yang datang berkunjung. Mulai dari raut wajahnya ketika membuka pintu, warna bajunya, wangi parfumnya, hingga pandangan mata yang tertuju pada bunga tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun