Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Padma (Cerita Pendek)

23 Juli 2024   09:40 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:01 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika, rasa rindu itu hilang, lenyap perlahan-lahan, seraya wajah ibu dan ayah tampak semakin nyata dalam ingatanku.

Mereka sudah tiada, tapi masih abadi selamanya, di dalam ingatan dan hatiku.

*

Dua minggu lalu, aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku sebagai karyawan swasta. Langkah ini aku ambil setelah kejadian buruk menimpaku di kantor. Salah satu atasanku, seorang laki-laki, melakukan tindakan yang menghancurkan martabatku sebagai perempuan. Sekali lagi, usahaku mencari kebahagiaan kembali gagal.

Duniaku kembali berhenti berputar. Kebahagiaan gagal menemukanku untuk kesekian kalinya.

Sungguh, pengalaman itu membuatku hancur berkeping-keping. Rasa traumanya bahkan membekas hingga sekarang. Peristiwa itu semakin meyakinkanku untuk berhenti bekerja di lingkungan perkantoran, setidaknya untuk sementara waktu. Aku membutuhkan suasana yang baru.

Aku selalu berpikir, andai saja ayah dan ibu masih ada, mereka pasti akan memburu orang itu, menghabisinya, kemudian menghancurkan hidupnya. Meskipun sering berdebat masalah rumah tangga, aku yakin mereka bisa kompak untuk hal yang satu ini. Terlebih lagi ketika mereka tahu bahwa anak perempuan satu-satunya, direndahkan oleh laki-laki bejat yang tidak bisa menahan kemaluannya.

Sayangnya, saat ini aku hanya bisa berharap ayah dan ibu menghantuinya setiap malam. Menggentayangi orang itu ke mana pun dia pergi, lalu membuatnya terjaga dari pagi ke pagi, begitu seterusnya hingga akhirnya dia mati kelelahan.

Aku cukup beruntung ketika paman datang dengan sebuah tawaran. Dia menawarkanku untuk menjaga toko bunga miliknya. Sejak aku kecil, paman sudah ditugaskan untuk mengambil alih bisnis kecil-kecilan milik eyang putri. Bisa dibilang, ini salah satu warisan dari eyang yang diberikan untuknya. Sebuah toko bunga yang tidak terlalu besar, bentuknya pun cukup sederhana.

Waktu ayah dan ibu masih ada, kami sering mampir ke toko bunga milik paman. Kata ayah, meskipun bentuknya terlihat sederhana, toko itu cukup terkenal di masyarakat karena koleksi bunganya yang lengkap.

Aku sadar, tidak baik untuk terlarut dalam lorong gelap ini terlalu lama. Mau bagaimanapun, duniaku harus tetap berputar, dan hari-hariku harus segera diisi oleh kegiatan yang produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun