Seiring waktu berjalan, hubungan keduanya semakin akrab. Permaisuri dan pengawal raja. Terutama Kilan Syah. Diam – diam dirinya takjub akan keelokan paras Putri Kemala Sari.
Tak terasa sudah hampir setahun Putri Kemala Sari tinggal bersama Raja Permadewana di Kerajaan Jin. Selama itu pula Putri Kemala Sari belum pernah sekalipun menengok orangtuanya di Kerajaan Perlak. Hingga suatu ketika dia akhirnya menyampaikan keinginannya itu kepada Sang Raja.
“Tuanku Raja, sudilah hamba diberi izin untuk menengok orangtua hamba. Hamba sangat merindui mereka berdua” pinta sang Putri.
“Kalau memang kamu sangat merindui mereka, bolehlah kamu pergi menengok mereka. Aku tak akan menahanmu. Ajaklah Kilan Syah untuk mengawalmu” jawab Sang Raja.
“Terimakasih Tuanku” jawab Putri Kemala Sari tersenyum bahagia sambil memeluk suaminya Raja Permadewana.
“Kapan kamu beranjak kesana Putri?” tanya Raja Permadewana.
“Besok tuanku”
“Hati – hati”
“Terimakasih tuanku”
Keesokan paginya, dengan diantar Raja Permadewana di halaman istana Kerajaan Jin. Putri Kemala Sari dan Kilan Syah beranjak pergi.
“Hamba pergi dulu tuan” ucap Kilan Syah