“Ada apa? Katakan saja”
“Aku menyukaimu tuan Putri” ucap Kilan Syah memberanikan diri sambil menatap kedalam kedua bola mata sang Putri.
“Aaaaa…. paaaa….”ujar sang Putri kaget.
Tanpa berkata – kata lagi, tangan Kilan Syah segera menarik tangan Putri Kemala Sari kedalam biliknya. Sedangkan sang Putri tak sanggup melawan. Dalam hatinya ada rasa yang aneh. Antara suka bercampur bingung harus berbuat apa. Sang Putri tak mampu menipu hati kecilnya bahwa dirinya telah menyukai Kilan Syah sejak awal jumpa pertama dulu.
Malam itu akhirnya menjadi malam paling indah untuk mereka berdua. Terutama untuk Kilan Syah. Akhirnya hasrat yang dipendamnya sekian lama telah tersampaikan. Pun juga Putri Kemala Sari.
“Aku mencintaimu Kemala Sari” bisik Kilan Syah dengan mesranya.
***
Seminggu sudah mereka berdua berada di Kerajaan Perlak. Dan tibalah waktu bagi mereka untuk bertolak menuju ke Kerajaan Jin. Dalam waktu seminggu itupun hubungan Kilan Syah dan Putri Kemala Sari makin dekat. Melebihi hubungan seorang pengawal dengan ratunya.
“Maafkan aku Kemala Sari. Aku tak mampu memendam perasaanku ini”
“Sebenarnya, aku sudah menyukaimu sejak awal pertemuan kita dulu. Namun takdir berkata lain. Ternyata bukan kau yang menyelamatkan kerajaanku. Tapi Rajamu. Aku tak kuasa menolak keinginan ayahku. Aku tidak mau disebut seorang yang tak pandai balas budi” gumam Putri Kemala Sari lirih didalam biliknya.
“Ayo… kita harus segera bergegas kembali pulang. Raja Permadewana pasti sudah menunggu kedatanganmu Putri” ajak Kilan Syah.