Mereka dijamu dengan makanan terbaik. Minuman beraroma harum nan enak disajikan. Dan setelah cukup beramah - tamah, Raja Kelantan memfatwakan maksud kedatangannya.
“Wahai Sultan Alaiddin Maulana, kiranya anakku sudah cukuplah umur, aku berkeinginan mencari pendamping hidup untuknya”
“Kabar yang sangat baik rupanya, aku senang mendengar hal itu” jawab Raja Perlak.
“Putraku berkehendak untuk meminang Putrimu wahai Sultan” balas Raja Kelantan sambil melirik Putri Kemala Sari yang berdiri disamping ayahandanya.
Melihat air muka Putrinya yang mendadak berubah keruh, sang ibunda membalas tawaran Raja Kelantan.
“Kami sangat senang dengan maklumat ini, namun alangkah eloknya kalau kami tanyakan dulu kepada Putri Kemala Sari” jawab Putri Mahdum Khudawi – istri Sultan Alaiddin Maulana.
Setelah selesai menyampaikan maksud hati, Raja Negeri Kelantan beserta keluarga undur diri.
“Kami pamit dulu, segera beri kabar tentang lamaran kami ini” ucap Raja Kelantan sebelum kepergiannya.
Setelah tetamu kembali ke negerinya. Sultan Alaiddin Maulana dan Putri Mahdum Khudawi memanggil Putri Kemala Sari. Mereka berkmaksud membicarakan perihal lamaran Raja Kelantan.
“Bagaimana Nak, apa pendapatmu? Ucap Putri Mahdum Khudawi.
“Maaf ibu, bukan maksud hati menolak berkah. Bukan hamba tak mau bersuami. Namun hamba tidak ada hati untuk Pangeran Iskandar” jawab Putri Kemala Sari dengan sopan dan lembut. Lembut selembut parasnya yang ayu.