“Kau bohong” aku belum pernah menyentuhmu sedikitpun. Kerana aku terlalu sibuk dengan urusan kerajaan”
“Aku tidak bohong… Ini anak kita…” jawab Putri Kemala Sari sedikit terisak.
“Baiklah….. kalau kau tak mau mengatakannya. Malam ini akan aku adakan rapat untuk memutuskan perkara ini di depan para menteriku” jawab Raja Permadewana penuh murka.
Kilan Syah yang mengikuti Raja dari belakang menoleh kepada Putri Kemala Sari. Kedua mata mereka saling beradu. Seakan ada sesuatu yang harus mereka katakan kepada Raja Permadewana.
Senja menjemput malam. Persiapan rapat dimulai. Para menteri dikumpulkan. Dan malampun tiba. Putri Kemala Sari dipanggil ke hadapan Raja Permadewana yang telah duduk diatas tahtanya yang megah berkilauan.
“Jadi… Katakan padaku siapa yang telah menghamilimu” ucap Raja membuka rapat malam itu.
“Aku sudah katakan kepada Raja bahwa bayi ini adalah bayi kita” ucap Putri Kemala Sari.
“Kau bohooooong….!” bentak sang Raja.
“Tidak. Aku tidak bohong. Aku berani bersumpah” balas Putri Kemala Sari mempertahankan kata – katanya.
“Maaf Raja, hamba punya usul” jawab salah seorang menteri.
“Apa usulmu Menteri ?”