Oh, God! Kenapa ini? Sumpah aku benar-benar tidak percaya. Apa yang mereka katakan? Seketika tubuhku lemas seperti kehilangan tulangnya.
"Dan kurasa aku yang menang." Bisik Rades. Entah kenapa otakku langsung menayangkan sebuah slide kejadian tragis yang akan segera terjadi padaku. Sudah pasti Geng TM akan menghabisiku.
Aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Aku kembali ke kelas. Jam pelajaran terakhir kosong. Pintu kelas tertutup, sejuta rasa bercampur ketika ku pegang gagang pintu. Tapi ku yakinkan hatiku untuk menghadapinya.
Sontak ketika kubuka pintu, segala pandang tertuju padaku. Aku hampir saja pingsan menghadapinya. Tapi tiba-tiba Rinta bangkit ke arahku dengan senyum.
"Wah! Gila kamu Prin. Berani banget kamu tadi. Sumpah baru kali ini ada yang berani ngelaporin mereka langsung ke Kepsek. Gimana ceritanya tuh tadi?" Rinta menarik tanganku ke sebuah kursi untuk duduk. Dan anak-anak berhamburan mendatangiku.
"Tadi...." Ku ceritakan segalanya. Rinta dan yang lain menyimak dengan sungguh-sungguh. Bahkan kadang terdengar beberapa sanggahan, opini dan pertanyaan. Begitu ceritaku sampai pada pengumuman hasil di kantor Kepsek tadi, ku utarakan segala bentuk kekecewaanku.
 "Kamu kan tahu sendiri Prin. Semua itu di bawah kendali Geng TM. Tidak ada yang berani macam-macam. Bahkan tadi Herman dan yang lain menghampiri ke perkelas ngeluarin anceman dan tidak boleh sedikitpun ada yang ngebocorin ke Kepsek. Dan satu lagi, ada beberapa orang yang diminta buat ngaku kalau Alan itu pemakai dan pengedar."
Shit! Mereka itu lebih setan dari pada geng setan.
"Tapi kayaknya nasib baik kamu itu tidak bakal berlangsung lama." Tiba-tiba Rades dan geng nongol di depan kelas.
Kapan datangnya ni orang? Anak-anak pun menyingkir. Tak terkecuali Rinta turut pergi. Rades berpindah duduk di sampingku.
"Selamat yah!" Rades menjulurkan tangannya. "Selamat karena kamu udah berani mau ngancurin geng TM, ya.....meskipun itu tidak berhasil. Mulai besok kita akan sering bertemu, ok?" Kemudian ia bergegas pergi lagi. Repot-repot ke kelasku hanya untuk menyampaikan ancaman macam itu? Aduh, Rades.