Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Malaikat di Pentas Seni

22 November 2019   06:00 Diperbarui: 22 November 2019   06:17 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di puncak tangga, Adica mengawasi adegan itu dengan puas. Pelajarannya pada Frater Gabriel manjur juga. Kedua kakinya menuruni anak tangga satu demi satu.

"Frater, kita ke sana naik apa?" Silvi bertanya memecah kekakuan.

"Naik sepeda ya. Semoga kamu nggak keberatan. Aku..."

"Kalian akan naik mobil."

Frater Gabriel tersentak. Begitu melihat Adica dan Calvin berdiri bersisian, hatinya dipenuhi tanya. Ayah Silvi ada dua. Ayahnya Silvi bukan Amoeba, kan? Tak mungkin mereka bisa membelah diri seperti protozoa.

Adica menyeringai. "Bingung ya, ada gue? Gue sama orang ini kembar."

"Kalian ini sebenarnya ayah atau kakaknya Silvi? Rasanya terlalu muda kalau jadi ayah."

Calvin siap menjawab, namun Adica menyikut rusuknya. Adica melayangkan tatapan pada Calvin. Biarkan-dia-penasaran, begitulah maksud tatapannya.

Silvi dan Frater Gabriel pamit. Mereka pergi ke pensi diantar supir. Sepeninggal pasangan aneh itu, Calvin makin cemas. Ia tak bisa membiarkan Silvi pergi sendirian.

"Perasaanku nggak enak, Adica. Aku mau ke sekolah." ungkap Calvin resah.

Adica mendesah tak sabar. Disebutnya Calvin ayah over protektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun