Dari seorang penyanyi cafe yang mencintaimu,
Calvin Wan
Surat itu diremas lalu dirobeknya sekuat tenaga. Amplopnya ia lemparkan ke dalam tempat sampah.
"It's not important...!" desis Sofia.
Asumsinya, itu surat penting. Ternyata hanya surat tak berguna dari seseorang yang tidak jelas. Ketinggalan zaman, pikirnya meremehkan. Di masa kekinian dengan banyaknya medsos begini, masih menggunakan cara konvensional.
** Â Â Â
Hatinya berdilema. Sore ini, Sofia pulang ke apartemennya dalam keadaan bingung. Ia baru saja menerima tawaran dari agencynya yang lama. Mereka ingin merekrutnya kembali sebagai model.
Modeling, sesuatu yang telah lama membuat Sofia jatuh hati. Ratusan event modeling diikutinya. Menjadi model iklan, model video clip, sampai covergirl pernah dilakoninya. Ia vacum begitu lama karena sibuk mengurus toko bunga.
Kini tawaran yang sama datang lagi. Haruskah Sofia menolak? Jika ia terima, bagaimana dengan toko bunganya? Bunga dan modeling, dua hal yang paling disukainya. Menimbulkan tarik ulur dalam hati.
Mungkin ia perlu berdiskusi dengan sahabatnya. Tapi siapa? Bukankah Thalita, Vania, dan Rayi sedang berada di luar negeri? Belakangan ini mereka sulit dihubungi.
Setumpuk koran dan majalah tersusun rapi di meja ruang tamu apartemennya. Membaca mungkin bisa menjadi inspirasi baru. Membantunya mengambil keputusan dan melihat masalah ini dari perspektif berbeda.