Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Chika, Aku Tidak Bisa Melihat Wanita Menangis

23 Februari 2017   06:09 Diperbarui: 24 Februari 2017   00:00 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukannya panik, ia justru tetap tenang. “Kamu sudah lihat CCTV?”

“Sudah. Pelakunya...salah satu pengunjung galeri. Orangnya sangat mirip denganmu. Hanya saja, dia memakai kacamata.”

Albert mengerutkan dahinya. Lalu ia teringat sesuatu.

“Okey. Nanti aku ke sana.”

Klik. Telepon ditutup. Albert perlahan mulai merangkai beberapa kemungkinan, mengurai benang kusut itu. Mungkinkah pencurinya adalah...?

Setelah membereskan semua pekerjaannya, ia bergegas meninggalkan kantor. Mengemudikan Mercy-nya dengan kecepatan tinggi. Menyusuri ruas-ruas jalan raya yang dipadati kendaraan. Melewati tol dalam kota. Sampai akhirnya tiba di sebuah rumah kecil beratap bugenvil dengan cat krem. Halamannya tidak begitu luas, namun rapi. Pot-pot mungil berisi bunga aster, mawar, dan Kamboja Jepang berderet rapi.

Dengan sopan, Albert membunyikan bel. Tak lama pintu terbuka. Menampilkan sesosok pria tinggi semampai berwajah Indo di ambangnya. Ia mirip sekali dengan Albert. Wajah, bentuk tubuh, dan tinggi mereka sama. Bedanya, pria di ambang pintu itu berkacamata. Pakaiannya pun jauh lebih sederhana dibanding Albert.

“Mau apa kamu ke sini?” tanya pria itu datar.

“Saya hanya ingin memberikan ini...”

Sebuah kotak hitam berukuran sedang diulurkan. Ragu-ragu pria berkacamata itu menerimanya.

“Ini buat saya?” tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun