Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Chika, Aku Tidak Bisa Melihat Wanita Menangis

23 Februari 2017   06:09 Diperbarui: 24 Februari 2017   00:00 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rupanya Eryn masih belum puas. Dia terus mengungkapkan isi hatinya. Albert sabar mendengarkan, sesekali membelai rambut Eryn.

“Eryn, percaya kalau suatu saat nanti semuanya akan lebih baik. Kelak Eryn akan mencapai cita-cita yang diinginkan. Eryn harus yakin dan percaya...ya? Yakin, percaya, dan berdoa. Jangan sedih, Eryn. Harus semangat, okey?”

Kata-kata Albert merasuk ke dalam hati. Tiap orang berhak mempunyai cita-cita dan meraihnya. Meski keadaan terbatas. Segala keterbatasan bisa ditembus bila ada kemauan.

Pagi ini, Albert berhasil memotivasi anak-anak. Mengobarkan semangat mereka. Memberi secercah optimisme di hati mereka. Dan menghapus kesedihan di hati Eryn, gadis kecil yang tak berdaya karena keterbatasannya.

Albert mencintai anak-anak itu. Ia percaya, kelak mereka dapat meraih semua impian dan cita-cita. Ia berharap motivasi yang diberikannya dapat membantu semua anak itu dalam perjuangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun