Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Chika, Aku Tidak Bisa Melihat Wanita Menangis

23 Februari 2017   06:09 Diperbarui: 24 Februari 2017   00:00 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam pelukan Albert, Chika menangis. Ia menyesal. Ia merasa telah menghancurkan kebahagiaan orang lain. Sakit di pipinya tak sebanding dengan sakitnya hati Nada dan hatinya sendiri.

“Jangan sedih ya? Semuanya baik-baik saja. Aku akan selalu jaga kamu.” Albert menenangkan Chika dengan sabar.

“Maaf, Albert. Maaf...aku merusak kebahagiaan wanita lain. Seharusnya aku jangan masuk dalam kehidupanmu.” Isak Chika.

“Ini bukan salah kamu. Sebelum kamu datang, aku sudah bercerai dengan Nada. Semuanya sudah berakhir.”

Air mata Chika mengalir tanpa henti. Hatinya diliputi kesedihan dan rasa bersalah. Tanpa diduga, Albert mengusap lembut air mata Chika dengan jemarinya. Menghapus lembut sisa air mata yang membekas di pipinya.

“Chika, aku tidak bisa melihat wanita menangis,” ujarnya lembut.

**    

little girl, don’t despair

when you’re down look around

you’ll find happiness somewhere,

just believe in tomorrow…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun