Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

23 Mei 2019   06:51 Diperbarui: 23 Mei 2019   07:12 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaja kembali tertawa terbahak-bahak,

"Kasihan amaaaat nasib lo, Rick! Kagak kapok-kapoknya lo masuk buku kasus. Kalo lo terus kayak gini, ntar lagi lo pasti bisa jadi binaragawan. Persis kayak Ade Rei! ERICK REI! Keren juga tuh! HUAHAHAHAHA!" tawa Jaja memegangi perutnya yang terasa sakit.

Erick hanya bisa menatap Jaja dengan ekspresi jengkel. Ketika itulah mereka berpapasan dengan Aya dan Riska. Aya menatap Erick penuh kekaguman, sementara Riska menatap Jaja dengan wajah ketakutan.

"Se... se... selamat siang, Senior" sapa Riska terbata-bata seraya menyenggol Aya, yang masih bengong.

"Eh... se... selamat siang senior" sapa Aya kaget sambil menunduk malu.

Riska menatap Aya heran.

"Selamat siang. Mau pulang?" sapa Erick ramah.  

"Benar, Senior" jawab Riska tersenyum pada Erick.

"Lalu siape nyang kasih lo lo pade, ijin untuk lewat sini. Terutama kalo senior lagi lewat! Kalo lo lo pade mau pulang, lewat kamar kecil noh!" pelotot Jaja pada Riska.

Riska menatap Jaja bingung,

"Maaf, Senior Jaja. Tapi dekat kamar kecilkan nggak ada pintu keluarnya?"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun