"Lo nekat juga ya, Rick. Berani bolos dihadapan Pak Disiplin. Mampuskan lo jadinye" kata Jaja. Ia menepuk pundak Erick, "Seharusnya lo kagak usah masuk aja kaleee"
Erick memberikan Jaja tatapan jengkel,
"Lo enak ngomong begitu. Kalau pelajarannya Pak Linglung sih, aku tidak masalah. Tapi habis itukan pelajarannya Prof. Snape! Lo kan tahu sendiri bagaimana pelitnya Prof. Snape soal nilai. Sekali saja tidak masuk jamnya tanpa alasan yang jelas, alamat merah sudah di tangan!" wajah Erick terlihat kesal, "Kalau sampai nilai bahasaku merah, bisa-bisa aku bakal dipecat jadi warga negara ini."
Jaja nyengir mendengar ucapan kawannya itu,
"Ya jelas aje! Nilai bahasa Inggris lo pan sembilan. Masa nilai bahas ndiri ampe bisa merah. Lo bisa-bisa dianggap mata-mata negara asing! Spy, Man. Spy!"
Erick melotot pada Jaja,
"Lo pikir ini cerita James Bond!" Wajah Erick berubah cemberut, "Susah payah melewati pos satpam, ehh... nggak tahunya malah jatuh ketangan Pak Disiplin. Mana Prof. Snape ikut-ikutan melotot lagi. Ini sama artinya, sudah jatuh ketimpa tangga lalu dimakan buaya dan dipelototin ama macan!"
Jaja tertawa terbahak-bahak,
"Emang betul! Jangan lupa lo mesti nambahin satu lagi. Sudah jatuh ketimpa tangga lalu dimakan buaya dan dipelototin ama macan eeh.. tahunya kehimpit bata!" tawa Jaja. "Emang enaaak!"
Erick semakin cemberut. Ia menggerak-gerakan tangannya dengan lesu,
"Tanganku rasanya hampir patah ngangkatin semua bata dari gudang lantai dua ke kolam ikan di belakang sekolah. Mana pas di pos satpam, aku sempat disuruh push up 50 kali lagi!" keluhnya.