Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PERCAYA

28 Maret 2023   17:51 Diperbarui: 27 Juni 2023   20:38 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita masa lalu anjing itu mengingatkan saya waktu kanak yang sering sakit dan tidak berdaya tetapi, selalu ditolong dokter Widhodho hingga saya tumbuh menjadi sehat, kuat dan bahagia.

BISA SENDIRI

Nilai rapot saya waktu SMP dan seterusnya tanpa perlu ikut les mudah sekali dihitung dari atas. Saya pun hampir tidak pernah sakit.

Saya jatuh sakit saat hari pertama masuk sekolah SD baru di kota ini karena tertular cacar teman sekelas yang baru sembuh beberapa minggu. Dokter dekat rumah hanya beri resep obat yang dicampur ke air saat mandi. Setelah itu saat kelas 2 SMP, tiba-tiba diajak mama ke dokter paru karena kakek terkena radang paru jadi mama khawatir saya dan orang serumah lainnya tertular. 

Kemudian, saat kelas 3 SMA mendadak pipi bengkak dan telinga sakit perih tak terkira. Papa langsung membawa saya ke dokter THT yang terkenal. Setelah berobat 2x ke dokter itu, penyakit makin bertambah dan mama marah besar ke papa sehingga teringat dokter Widhodho.

Saya pun segera dibawa berobat ke rumah dokter. 

Dokter kaget melihat kedatangan kami bertiga karena sejak pindah tidak pernah berkirim kabar. 

Saya pun dibuat kaget dokter ketika memegang pipi saya bisa ingat sekali pertumbuhan gigi saya. Ingatan dokter luar biasa tajam.

 "Ini karena gigi kamu tumbuh tidak sempurna  dan pecah di dalam," katanya. 

"Nggak percaya! Masa gara-gara gigi jadi begini!" Saya protes dan langsung dipelototi tajam oleh dokter.

"Hmmm... Udah bisa debat, ya!! Ini yang kayak gini yang bikin saya tidak mau jadi dokter orang dewasa. Orang dewasa kalau dikasih tahu ngeyel dan ngajak debat. Anak kecil kalo dikasih tahu paling diam atau nangis. Gak kayak orang dewasa, tukang debat. Saya paling tidak suka debat! Apalagi debat sama kamu yang saya tahu betul anak kemarin sore yang belum punya banyak pengalaman dan pengetahuan!" marah dokter.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun