Dokter itu mati-matian tidak mau merujuk ke sana dan saya pun mengalah membiarkan dia memilih.
Meski tahu kondisi rumah sakit itu tapi, alasan saya memilihnya karena dekat rumah dokter sehingga bila terjadi kesalahan analisa, saya bisa langsung pergi mengetuk pintu rumah dokter untuk minta pertolongan.Â
Dokter dengan hanya melihat saja pasti bisa langsung tahu masalah yang saya alami.
Masa itu masa sebelum pelayanan BPJS Kesehatan semakin membaik. Semua rumah sakit pemerintah entah kenapa mendapat predikat merana hingga sangat merana di masyarakat yang berada di ibukota.
Dokter yang bekerja di rumah sakit seperti itu merupakan manusia yang sangat kuat seperti dokter Widhodho. Saya yakin di dalam sana ada dokter yang sangat teliti dan bertanggung jawab.
COVID-19
Meski sudah mengurung diri di rumah saat virus menganas di pertengahan tahun 2021, saya serta mama dan papa tertular kakak yang sakit seperti gejala tipes dan DBD setelah vaksin covid-19. Kakak tidak langsung tes covid-19 tetapi, kami bertiga yang seminggu kemudian mulai flu langsung tes dan positif covid-19.Â
Meski disuruh dokter tapi, mama memilih dirawat di rumah daripada rumah sakit. Hampir seminggu dirawat, kondisi memburuk dan mendadak saya teringat pesan dokter ke mama saat saya masih orok. Setelah itu, saya dengan sendiri teringat kejadian demi kejadian saat dirawat dokter saat kanak-kanak.Â
Ingatan yang mendadak muncul itu membuat saya juga mendadak mengkhawatirkan dokter.
Setelah hari terakhir saya berobat, saya tidak pernah ke rumah lagi. Tetapi, setiap tahun rutin mengirim kartu ucapan Idul Fitri dan dokter pasti selalu membalas mengirim kartu ucapan terima kasih sekalian mengabari dalam kondisi sehat.Â
Hingga suatu hari saya menerima balasan kartu yang ditulis anak dokter mengabari kondisi dokter sangat buruk dan mohon bantuan doa supaya cepat sembuh.