Saya memaksa ikut menemani hingga akhir dan mengajak makan siang bersama. Mama seperti biasa kena tegur dokter setelah menumpahkan unek-unek seputar saya. Wajah dokter terlihat sangat berseri tetapi, di belakang itu saya melihat bayangan saya sedang jongkok mencabut gulma yang tumbuh di atas tanah makam bertuliskan nama dokter. Di sekeliling makam itu tidak ada yang lain.
Meski merasa aneh tetapi, saya tidak berani bertanya karena khawatir membuat lenyap keserian di wajah.Â
Dokter mengatakan sekarang hidup sendirian. Saya pun terpikir untuk mengajak dokter tinggal bersama kami karena di rumah ada mama dan papa yang bisa dijadikan teman ngobrol dan saya yang bisa ditegur sesuka hati kapan saja.
Setelah diskusi dengan mama, mama pun setuju mengajak dokter tinggal bareng dan nanti dibuatkan kamar tambahan kalau dokter juga mau.Â
Keesokan hari saya pergi ke rumah dokter untuk menyampaikan hal ini. Saat bertemu dokter kembali saya mendapat bayangan berada di makam. Isi rumah yang terlihat hanya wajah dokter yang berseri dan bangku kayu yang diduduki dokter. Kemudian, wajah suster yang terlihat lebih cerah.Â
Dokter bilang mau menerima tawaran itu kalau kaki masih bisa kuat berjalan seperti dulu. Sekarang dokter sudah sangat nyaman dengan hidup dokter yang seperti ini.
Meski bingung kembali saya tidak bertanya. Sebelum pulang saya berjanji untuk main lagi ke rumah.
KEBETULAN
Ada kalimat yang berbunyi tidak ada kebetulan di dunia ini karena semua sudah rencana Tuhan. Rencana Tuhan itu indah pada waktuNya.
Saya begitu bangun keesokan pagi mendapat kabar dokter sudah tiada. Setahun lebih yang lalu saat saya luar biasa mendadak teringat dan mengkhawatirkan dokter itu merupakan hari dokter tiada.
Nomor telefon rumah yang tersimpan di laci segera dipakai untuk menanyakan lokasi tempat dokter dimakamkan. Beruntung nomor telefon masih aktif sehingga bisa terhubung dengan pihak keluarga yang tidak pernah saya temui.