“Hanya satu Dok, papa sudah lima tahun meninggal,” ralatku.
“Ow, sorry, saya kira…”
“Biasa Dok.”
Tak lama kemudian.
“Obatnya sudah diminum?”
“Ini mulesnya masih terasa, Dok.”
Dokter Lucky tersenyum. “Ini biar isi perut bisa bersih, jadi kita bisa lihat semuannya.”
Aku hanya mengangguk.
“Kalau memang batu atau kristal itu ada di saluran, kita bisa jadwal operasinya besok sore?”
Kali ini aku yang tersenyum. “Mana yang baiknya aja, Dok,” jawabku.
“Oke. Kita tunggu hasil rotgen-nya dulu.”