Aku menerima kertas itu. “Yang di depan kolam?” tanyaku memastikan.
Pria itu mengangguk.
Aku pun bergegas.
Senja mulai menampakkan warna merah tembaganya.
Dan tak lama kemudian aku sudah berada di antrian.
Tiba-tiba…
“Nganter?”
Aku kenal suara itu!
Langsung saja kutoleh, “Hai,” kataku kaget. Gadis itu lagi. “Nganter juga?”
Gadis itu tersenyum. “Maunya sih ada yang nganterin,” kata gadis itu.
“Gimana kalo gantian?” Mendadak saja ada ide konyol di otakku.