Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kepada Seorang Putra di Sudut Batinku

26 September 2020   04:50 Diperbarui: 26 September 2020   05:08 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andre berusaha membuka mulutnya tapi dicegah oleh sahabatnya

"sudah, nggak usah di jawab. Yang penting kamu selamat. Jantung gue nyaris copot tahu waktu panitia menelpon gue. Kenapa bukan emak lo atau abah elu sih yang ditelpon? Gue kan jadi takut kalo lo sampe kenapa -- napa leher gue bakalan dipancung tahu!"

Andre menelan ludahnya dan berusaha tersenyum

"sumpah ya... wajah lu tuh sama kayak nggak ada dosanya. Ah... bte!"

"maaf!"

Aryo berdiri dengan gelisah

"sekarang gue yang bingung. Mau jelasin apa ke bokap lo? Bisa -- bisa nanti bokap lo mengobrak -- abrik petugas disana dan mengomeli petugas kebersihan,"

Andre cuma menghela napas dengan berat.

Semua memang salahnya. Coba seandainya dulu ia terlahir sebagai perempuan saja, ia tinggal menunggu dilamar saja atau setidak -- tidaknya menangis histeris sekuat -- kuatnya.

Daripada harus sok kuat seperti saat ini.

"hei! Kok bengong. Maaf, gue agak terbawa emosi tadi. Gue nggak bermaksud membentak lo. Lu lagi sakit tapi gue seperti mak lampir."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun