Dia mengangkat bahunya.
"Apa harapan Ibu tentang anak itu?" tanyaku lagi.
Darsih menarik napas berat, "semua yang terbaik untuk anak itu. Dia belum sempat mengenali wajah ibu dan bapak kandungnya," suaranya terdengar parau.
"Apakah ibu merindukannya?"
Darsih mengangguk diantara isak tangisnya. "Semuanya, aku rindu mereka. Empat orang anak yang aku lahirkan ke dunia ini,"
"Apa yang ingin ibu lakukan saat ini?"
"Memeluknya."
Aku menatap wajah lelah itu dalam-dalam kemudian memeluknya erat.
'Aku akan mengabuli semua keinginan ibu. Akulah anak keempatmu yang belum sempat kau beri nama ketika diserahkan pada oranglain. Dan aku pasti akan membawa ketiga kakakku untuk juga memelukmu ibu.'
Tamat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!