Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLove (I) 8: Julia Felicia

4 April 2012   01:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Aku dan yang lainnya berencana merayakan ulang tahunmu hari ini. Tapi sayang sekali kamu tak datang. Jadi aku datang kemari."

"Kamu jangan terlalu baik padaku. Nanti orang lain akan berpikir macam-macam. Dan Vera pasti akan kecewa kalau mengetahui kamu datang ke rumahku."

Pendengaran Jerry bagai tersengat. Lebih sakit daripada saat petasan diledakkan tepat di samping telinganya. Apa pula hubungan semua ini dengan Vera?

"Kamu bicara apa? Aku sama sekali tak mengerti."

"Tak mengerti ya sudah. Aku tak ada waktu menemani kamu bicara. Pulanglah kalau tak ada urusan lagi."

Jerry menanggung kecewa berlebihan di dadanya, di kepalanya. Dia menggeleng pelan dan berat. Napasnya tersumbat. Kemudian dia menatap ke samping. Menghindari wajah Julia. Kecewa dan sakit hati. Julia berbicara seolah tak menganggapnya ada. Lalu selama ini apa arti kedekatan mereka? Dan kata-kata yang tak direncanakannya meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Oh, begitu ya. Ternyata kamu orang seperti itu. Selama ini, aku berpikiran baik terhadapmu. Dan aku sudah terlanjur menyukaimu. Tau tidak? Betapa sakit hatiku mendengar cara bicaramu. Kamu bahkan tak menganggapku teman. Ya sudah. Anggap saja aku tak pernah mengenalmu. Kalau kamu memang suka mempermainkan perasaan orang, kuucapkan selamat. Kau berhasil membuatku sakit hati. Ini, hadiah sudah disiapkan tidak baik kalau tidak diberikan. Terserah kau. Kalau tidak suka buang saja ke tempat sampah."

Jerry meletakkan bungkusan kecil itu di atas meja dan segera berbalik. Saat baru berjalan tiga langkah, dia tiba-tiba teringat dengan buku yang dipinjamkannya pada Julia. Dia mungkin tidak akan punya kesempatan dan keberanian untuk menagihnya lagi. Sambil sedikit mengeluh, dia berbalik dan ... dia begitu terkejut ketika dilihatnya tubuh Julia bergetar. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Kerapuhan dan ketidakberdayaan tampak jelas dalam dirinya.

Kebencian yang sebelumnya muncul di hati Jerry melorot hilang ke dalam tanah. Dia tidak sanggup memahami keadaan ini. Merasa sedih, tapi tidak berdaya. Kata-kata Julia beberapa waktu yang lalu masih menahan Jerry mendekatinya. Kemudian Julia mengangkat kepalanya. Dia tampak terkejut karena melihat Jerry masih berdiri di depannya. Hanya sorot matanya kini telah berubah. Sorot mata sendu yang dulu pernah dilihat Jerry saat pertama kali melihatnya di depan gerbang sekolah. Dan sorot mata ini tentu ada penjelasannya.

"Kamu ... kenapa Jul?" ujar Jerry parau. Suaranya tersendat.

Julia menggeleng dan menggigit bibirnya. Air matanya bertambah deras. Jerry yang melihatnya semakin tidak tega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun