Kenapa perasaannya tidak karuan begini? tanya Jerry dalam hati. Sejak pulang dari menjemput Ibunya, pikirannya dipenuhi berbagai fantasi. Gadis itu cantik. Cantik sekali malah. Tapi, rasa tertariknya bukan pada kecantikannya. Apa ya? Mungkin tatapannya? Suaranya? Ah, mungkin ketenangannya. Dia berbaring terlentang dan langit-langit kamarnya dipenuhi wajah gadis yang bahkan namanya belum dia ketahui. Dia menoleh ke dinding kamar, tapi wajah gadis itu masih ada. Dia jadi bingung, sebenarnya wajah gadis itu ada di dinding kamarnya, langit-langit atau justru dalam matanya sendiri? Tidak! Gadis itu memenuhi semua relung pikirannya. Ada di sela-sela hati.
Suara detak jam dinding beriringan dengan bunyi AC. Setaunya, malam sudah sangat larut. Begitu dia menoleh ke arah jam dinding, ternyata sudah jam satu lebih. Hilang ke mana rasa kantuknya? Harusnya dia sudah tak sadarkan diri sedari tadi. Dia memaksakan matanya terpejam. Lagi-lagi. Wajah cantik itu muncul lagi. Entah berapa lama dia sadar dengan mata terpejam. Wajah itu tetap enggan pergi. Akhirnya setelah beberapa lama, dia masuk ke alam mimpi. Wajahnya tampak berseri.
Lama pertanyaan ini muncul,
Apa sesungguhnya perasaan cinta?
Di mana menemukannya?
Siapa pemiliknya dan bagaimana rasanya?
Perasaan itu ternyata bersembunyi rapat sekali,
Dalam di sela-sela hati,
Tak terjamah dan tak dimengerti,
Terutama bila terus menutup diri
Ketika ada celah untuk menyusup