Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLOVE (I) 1: Kota Kecil

19 Maret 2012   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:46 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa perasaannya tidak karuan begini? tanya Jerry dalam hati. Sejak pulang dari menjemput Ibunya, pikirannya dipenuhi berbagai fantasi. Gadis itu cantik. Cantik sekali malah. Tapi, rasa tertariknya bukan pada kecantikannya. Apa ya? Mungkin tatapannya? Suaranya? Ah, mungkin ketenangannya. Dia berbaring terlentang dan langit-langit kamarnya dipenuhi wajah gadis yang bahkan namanya belum dia ketahui. Dia menoleh ke dinding kamar, tapi wajah gadis itu masih ada. Dia jadi bingung, sebenarnya wajah gadis itu ada di dinding kamarnya, langit-langit atau justru dalam matanya sendiri? Tidak! Gadis itu memenuhi semua relung pikirannya. Ada di sela-sela hati.

Suara detak jam dinding beriringan dengan bunyi AC. Setaunya, malam sudah sangat larut. Begitu dia menoleh ke arah jam dinding, ternyata sudah jam satu lebih. Hilang ke mana rasa kantuknya? Harusnya dia sudah tak sadarkan diri sedari tadi. Dia memaksakan matanya terpejam. Lagi-lagi. Wajah cantik itu muncul lagi. Entah berapa lama dia sadar dengan mata terpejam. Wajah itu tetap enggan pergi. Akhirnya setelah beberapa lama, dia masuk ke alam mimpi. Wajahnya tampak berseri.

Lama pertanyaan ini muncul,

Apa sesungguhnya perasaan cinta?

Di mana menemukannya?

Siapa pemiliknya dan bagaimana rasanya?

Perasaan itu ternyata bersembunyi rapat sekali,

Dalam di sela-sela hati,

Tak terjamah dan tak dimengerti,

Terutama bila terus menutup diri

Ketika ada celah untuk menyusup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun