Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLOVE (I) 1: Kota Kecil

19 Maret 2012   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:46 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Di mana?”

Imam Bonjol”

Jam berapa?”

Sebentar lagi. Makanya kau mandi sekarang.”

Jerry bangkit berdiri dari kursinya dan berpapasan dengan Willy yang baru datang dari arah dapur.

Kenapa, Ma?”

Mama mau pergi.”

Ke mana?”

Ke rumah teman Mama. Mereka baru pindah dua minggu yang lalu.”

Lampu di kamar berkedip beberapa kali sebelum menyala terang. Luas kamarnya masih cukup besar untuk berdua. Warna tembok kuning cerah berkesan feminim tampak tidak cocok untuk dirinya. Sebelumnya kamar ini di tempati kakaknya hingga satu setengah bulan lalu. Jadi dia belum terlalu lama menguasai kamar ini dan belum sempat mengwarnai temboknya dengan warna biru muda kesukaannya.

Jerry memasuki kamar mandi kurang lebih saat jarum panjang menyentuh angka lima. Saat keluar dari kamar mandi, jarum panjang sudah lebih dulu menyentuh garis angka sembilan. Semerbak wangi sabun dan shampoo menyelubungi tubuhnya yang masih lembab. Rambutnya yang cepak berdiri tegak seperti rambut landak. Tak heran kakaknya, Mitha, sering memanggilnya “rambut landak”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun