Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Separated Identity [Chapter 3: Who are You?]

12 Juni 2016   12:20 Diperbarui: 12 Juni 2016   12:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kenapa kau berbicara seperti itu?” Alis Jae Woon bertautan. Marah? Iya. Tapi, Jae Woon masih bisa menahannya.

“Apa selama kau tidak ada di dekatku, aku baik-baik saja? Ada seorang lelaki yang sering mengikutiku. Dia misterius dan sok keren. Apa dia juga ssaeng fans yang akan menghancurkan hubungan kita? Nyatanya, mitos itu terbukti, kan? Setelah pulang dari pantai, kita mendapatkan banyak kejadian aneh.”

Jae Woon memicingkan mata. “Benarkah? Itu bukan alasanmu untuk memunculkan orang ketiga dihubungan kita, kan?”

“Maksudmu aku selingkuh? Yang memungkinkan selingkuh itu kau! Bukankah kau kerap dikelilingi wanita-wanita cantik di luar sana?” Samantha menatap Jae Woon nyaris tanpa kedipan. Sorot matanya nanar.

Rahang Jae Woon mengeras. Emosinya seperti gunung berapi yang siap memuntahkan lahar. Mereka bertatapan beberapa saat hingga akhirnya Jae Woon berdiri dan membalikkan tubuh.

“Kau marah padaku, kan? Tampar saja aku!” pekik Samantha pada lelaki yang memunggunginya. Ia mengepalkan tangan erat. Jika emosinya saja yang bekerja, sudah dipastikan ia akan melakukannya. Hati dan pikiran. Keduanya masih bisa bekerja dengan baik—sehingga Jae Woon tidak akan menampar gadisnya yang sedang merajuk itu.

Ting tung…Suasana menegangkan itu terpecah saat bel berbunyi. Dengan langkah mantap, si pemilik apartemen membuka pintu. Tidak lupa ia mengusap air matanya, dan membelalakkan mata agar tidak terlalu kentara jika habis menangis.

Orang yang memencet bel itu pasti akan berpikir yang tidak-tidak dengan keadaan yang seperti itu. Ada dua orang—lelaki dan perempuan. Si perempuan menangis, dan foto-foto berpigura itu pecah. Mirip sebuah kekerasan yang dilakukan pada pasangan, kan?

Gumaman Samantha bercampur dengan isak yang masih tersisa. Tidak ada seorang pun saat ia membuka pintu. Mungkin, orang yang memencet bel itu, ingin meninggalkan sebuah kejutan untuknya. Yang ada di depan pintu hanya sebuah kotak kado berwarna merah muda dengan motif hati.

Samantha membalikkan tubuh. Dan, rupanya, lelaki itu berada persis di hadapannya. Ia pun menatap lelaki itu dengan pandangan kosong.

“Apa itu?” tanya Jae Woon setelah melihat sebuah benda yang ada di tangan kanan gadis dengan mata sembab itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun