Arkana hanya  menoleh datar.
" Kok Rian,  gak bareng kamu. Bukannya kalian satu kos  ?"Â
" Ya gitu, masih tidur dia. Dia baru balik jam 12." Arkana keceplosan.
" Tuhkan, bohong lagi. Dasar Rian. Gitu dia mau jadi suami idaman."
Arkana diam tidak merespon Yasmin. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Rian.
" Kok diem ? biasanya selalu peduli sama Rian." Yasmin merasa hubungan dua sahabat itu renggang.
" Tanya aja sama Rian." Arkana pergi meninggal Yasmin.Â
" Tunggu, Arkan." Yasmin mengejar Arkana.Â
Tidak hanya basement parkiran yang menjadi tempat spesial, meja sosro dekat kantin Mak Ijah juga menjadi tempat yang paling dinantikan Arkana setiap makan siang. Bukan karena makanan Mak Ijah yang enak tetapi moment makan bersama, obrolan receh bahkan beberapa ide tulisan berangkat dari obrolan sederhana dan penuh tawa.
"Tumben kamu udah duduk anteng duluan." Â Tia datang membawa semangkok bakso.Â
" udah satu jam gua duduk di sini " Jawab Arkana sambil mengunyah pare rebus.