" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih bapak direktur atas waktunya. Rekan - rekan. 3 tahun bukan waktu yang singkat bagi saya untuk berada di sini. Banyak suka dan duka yang rasakan disini. Saya bukan apa - apa tanpa keberadaan dan support dari rekan - rekan disini. Maka dari itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan - rekan dan kata maaf jika ada perilaku saya selama ini. Dan untuk terakhir kalinya saya Tia Humaira, izin mengundurkan diri dari perusahaan Viva La Vadela..., "
Tidak butuh waktu lama untuk si pengagum karyawan teladan itu bersedih. Air matanya mulai menetes begitu kalimat mengundurkan diri terdengar. Tawa puas sahabatnya berhenti setelah melihat beberapa air mata itu keluar. Dia berfikir sejenak dan menarik tangan sahabatnya. Dia ingin menolong sahabatnya.
" Ayo ikut gua."
" Kemana ?"Â
" Gua mau bikin lu gak menyesal seumur hidup. lu harus ungkapin sekarang sebelum terlambat."
Mereka berdua berada tepat di belakang panggung. Wajah sisa tangisan masih terlihat jelas. Si pengagum karyawan teladan itu masih diam tidak bisa berbicara.Â
Suara tepuk tangan terdengar ramai diselingi dengan beberapa teriakan dari para fans karyawan teladan, " Terima Kasih Tia Humaira." Perempuan itu turun dari panggung dan melihat laki - laki yang tersedak biji jeruk tadi bersama sahabatnya.
" Kamu ngapain disini, Arkana, Rian. Terus mata kamu kok kayak habis nangis gitu, kan ?"
Tepat sebelum mulut sahabatnya itu mengeluar kata yang membuat dia malu. Arkana lebih dulu menginjak kaki Rian.Â
" Au.., sakit tahu." bisik Rian.
Matanya melotot menunjukan isyarat supaya Rian tidak bertingkah aneh. Tapi percuma saja mulut besar Rian tidak mempan dengan pelototan mata. Mulutnya lebih tertarik dengan sebungkus nasi padang.