Mohon tunggu...
Tsamin.  H
Tsamin. H Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

lets write our new story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan yang Belum Tersampaikan

26 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 14 Juli 2024   15:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Wih cerpen baru nih, Nanti jangan diuploud dulu ya. BIar aku yang jadi pembaca pertama." Mata Tia melirik ke buku kecil itu, dia kepo dengan apa yang ditulis Arkana.

" Ini baru premis, gua belum riset." Arkana menutup buku kecilnya. Ia tidak ingin Tia melihat lebih dalam lagi. Ada rahasia kecil yang Tia belum boleh tahu.

" Kalau masalah riset mah bisa aku bantu. Aku kan jago banget kalau masalah riset." Tia mengacungkan jempolnya ke arah Arkana sambil tersnyum khasnya.

" Riset apa kepo ? " Arkana sedikit menggoda.

" Aku ini jago riset, tanya aja ke Yasmin kalau gak percaya." Muka merah padam mulai tampak. Tia malu.

Arkana hanya tertawa kecil melihat ekpresi Tia. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk menangani kasus ini.

Itulah awal hubungan mereka semakin dekat. Mereka mulai menelusuri kasus ini dengan bertanya ke beberapa saksi kunci. Seperti Pak Ali si Office Boy yang biasa membersihkan setiap sudut kantor, Pak Rahmad si security Ambon yang garang tapi berhati Hello Panda, Pak Leo si penemu air kencing dan terakhir Sinta anaknya mak Ijah primadona kantor. 

" Kenapa sih harus nanya Sinta ?" tanya Tia dengan nada tidak ramah.

" Ya, barangkali aja dia ada petunjuk."

" Dasar modus." Muka Tia berubah menjadi sebel sedangkan Arkana tertawa puas.

Berbagai hipotesis dari wawancara beberapa orang. seperti ulah dari hantu anak kecil belanda yang bersemayam di ruangan pak direktur, santet dari salah rival yang dititipkan oleh salah satu karyawan penghianat, dan yang paling masuk akal adalah ulah karyawan jail. Sangat sulit sekali memecahkan misteri ini. Hanya menyisakan satu petunjuk yaitu botol floridina yang tergeletak di samping wastafel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun