" Gimana mau nyerah ? udah dua bulan nih gak ada kemajuan." Arkana terduduk lesu di tempat biasa mereka makan siang.
" No, belum saatnya." Tia masih optimis.
Misteri itu berhenti. Misteri itu belum selesai begitu juga cerpen mereka berdua. Sialnya kini mereka telah berpisah dan sekarang hanya menyisakan Arkana yang sedang terduduk di meja sosro dekat kantin Mak Ijah. Dia membuka laptop dan membuka file tulisan yang tertunda itu ditemani sepiring batagor dan sebotol air mineral.
" Arkana, kamu sibuk gak ?" Suara perempuan yang tadi pagi menghampirinya.
" Menurut lu ?" Arkana menatap perempuan itu lalu lanjut fokus menyelesaikan cerpennya.
" Boleh minta tolong gak, please !" Perempuan itu duduk di depan Arkana. Matanya penuh harapan.
" Gak, gua sibuk."
" Bener gak mau bantuin aku ? Aku punya tawaran yang menarik loh."
" Hah ?" Arkana melirik ke perempuan  itu dan berhenti sejenak menulis.
" Kalau kamu bantu aku, nanti aku kasih solusi buat masalah kamu.
Â