"Hmm, pasti lagi ngelihatin Sinta." Mata Tia tertuju ke seorang perempuan dengan apron biru bunga - bunga. Dia cantik, anggun dan manis tapi dibalik pesona tersebut dia tetap cekatan melayani setiap pembeli.
" Kalau iya, kenapa ? cemburu ?"
" Gak lah, kitakan cuman teman." Tia menarik sebuah kursi yang ada di depan Arkana dan duduk di depan Arkana.Â
Arkana mendadak tersedak, batagor yang ia kunyah berubah menjadi batu keras yang terjun bebas.
" Uhuk.., uhuk." Â
" Kalau makan pelan - pelan dong, Â Nih minum dulu." Tia memberikan air mineral yang masih tersegel.
Arkana hanya diam setelah mendengar kata teman. kata itu menjadi tembok tinggi yang menghalangi perasaan Arkana. Sedangkan Tia asik memfoto menu makan siang yang selalu saja sama, bakso urat dengan ektra pedas dan nasi setengah porsi. Foto makanan itu diungah di story instagramnya dengan caption makan bakso urat biar kuat.Â
" Kamu tahu gak misteri air kencing di wastafel ?" tanya Tia memecahkan lamunan Arkana.
" Gak tahu dan gak mau tahu." jawab simple Arkana.
" Ih kepo dikit kek. Ini kan masalah besar !" Tia mulai sedikit sewot.
" Buat apa ? toh semua juga udah beres diberisih sama Pak Ali."