Mohon tunggu...
Tsamin.  H
Tsamin. H Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

lets write our new story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan yang Belum Tersampaikan

26 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hmm, pasti lagi ngelihatin Sinta." Mata Tia tertuju ke seorang perempuan dengan apron biru bunga - bunga. Dia cantik, anggun dan manis tapi dibalik pesona tersebut dia tetap cekatan melayani setiap pembeli.

" Kalau iya, kenapa ? cemburu ?"

" Gak lah, kitakan cuman teman." Tia menarik sebuah kursi yang ada di depan Arkana. 

Arkana mendadak tersedak, batagor yang ia kunyah berubah menjadi batu keras yang terjun bebas.

" Uhuk.., uhuk."  

" Kalau makan pelan - pelan dong,  Nih minum dulu." Tia memberikan air mineral yang masih tersegel.

Arkana hanya diam setelah mendengar kata teman. kata itu menjadi tembok tinggi yang menghalangi perasaan Arkana. Sedangkan Tia asik memfoto menu makan siang yang selalu saja sama, bakso urat dengan ektra pedas dan nasi setengah porsi. Foto makanan itu diungah di story instagramnya dengan caption makan bakso urat biar kuat. 

" Kamu tahu gak misteri air kencing di wastafel ?" tanya Tia memecahkan lamunan Arkana.

" Gak tahu dan gak mau tahu." jawab simple Arkana.

" Ih kepo dikit kek. Ini kan masalah besar !" Tia mulai sedikit sewot.

" Buat apa ? toh semua juga udah beres diberisih sama Pak Ali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun