" Tadi bilang belum siap, sekarang sibuk. Gimana sih ?"
" Ya dua - duanya, bye saya pergi ya. Assalamualaikum." Motor beat merah itu meninggalkanku.
laki - laki bekacamata bulat dan berwajah tidak ganteng tapi tidak jelek itu mengeluarkan sebungkus permen sugus.
" Mau ? " laki - laki itu menawarkan ke temannya.
" Jadi apa yang lu mau lakuin besok ? " sambil mengunyah permen
" ya seperti biasanya ngajarlah."Â
" Kalau lu cuman ngajar dan gak nyatain perasaan ke Ida, Lu bakal nyesel 7 keturunan." Aristotels sipit itu mulai mengancam.
" Oke, gua bakalan lakuin tapi pakai cara gua sendiri."Â
Mencari  3 alasan untuk mempertahankan seseorang itu lebih sulit dibandingkan menjaga gawang MU. Lagi pula seberapa penting sih orang itu sampai harus mencari alasan untuk dia bisa bertahan. Bagiku dia tidak begitu penting tapi entahlah selalu saja ada moment yang membuat aku tidak bisa merelakan kepergiannya.
" Gimana udah ketemu alasanya." Â pesan dari kafe sebelah melalui Whatsapps.
" Udah kok. Kamu pasti gak bisa nolak dengan 3 alasan ini." Aku sedikit jumawa, padahal 1 alasan pun belum terbesit di kepalaku sampai sekarang.