" Coba kasih aku 5 alasan kenapa aku harus menetap disini."
" jangan 5, Â kebanyakan." Aku menawar
" katanya banyak ?"Â
" 3 gimana ?"
" 3 dalam waktu seminggu, kalau gak ada. aku bakalan pergi beneran."
Aku melirik wajah si laki - laki bekacamata bulat dan berwajah tidak ganteng tapi tidak jelek. Raut muka penuh dengan kemenangan, senyum lesung pipinya mulai mengembang. Hei, kamu belum menang tahu.
Kafe sebelah juga tidak kalah ramai, dua laki - laki yang datang pukul 19.30 juga masih ada disana. Mereka masih asik mengobrol
" Jadi lu ngasih tiga syarat itu. Buset dah kejam banget lu."Â
laki - laki bekacamata bulat dan berwajah tidak ganteng tapi tidak jelek itu meraih secangkir es coklat lalu menyeruputnya perlahan - lahan.Â
" Gua gak kejam, cuman gua mau pergi tanpa rasa penyesalan."
" Penyesalan ? Seharusnya lu peka dong, itu cewek gak mungkin nanyain lu kayak gitu. Kalau emang gak ada rasa sama lu ! Wah kalau sampe nanti lu pergi tanpa ngungkapin gua jamin lu yang bakal nyesel. "Â