" Emang kamu mau nunggu aku ?"Â
Aku mengacungkan jari kelingkingku.
" Aku juga suka kamu, makanya aku janji bakalan nunggu kamu."
Wajah laki - laki berkacamata bulat dan berwajah tidak ganteng tapi tidak jelek itu mulai tersenyum dan aku juga membalas dengan senyum tulus.
" Aku janji akan datang melamarmu." Dua jari kelingking itu saling mengikat satu sama lain.Â
Perpisahan itu menyisakan sebuah janji untuk saling bertemu kembali. Waktu dan tempat menjadi ujian tanpa batas. Kepercayaan dan keikhlasan menerima menjadi kunci janji itu bisa bertemu kembali. Demi masa jagalah dia sampai aku bisa menyaksikannya bertemu dengan ayahku dan menyatakan betapa besar cintanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H