" boleh kak, sini aku bantu. "Â
" Jhon..., Jhon..," Vina berusaha memanggil Jhon yang masih asik dengan kameranya. Dia memotret setiap orang yang berlalu - lalang. Mencari enggel yang pas untuk mendapat foto terbaik.Â
" Paan sih. Gangu aja. " Jhon berteriak.Â
" Tolong fotoin..., Jhon Putra Andrea. Tugas kamu itu fotoin aku yang lagi nyebarin kusioner.  Bukan fotoin emak - emak  lewat. " Vina kesalÂ
" iya gua tahu.., " Jhon menyiapkan enggel kamera dan mengatur iso.Â
Vina merapikan kerudungnya. Senyum manis dengan lesung pipi mengembang di ujung kedua sudut pipi Vina. Â
Jhon memotret beberapa kali. Dia memperhatikan setiap foto yang dia ambil. Â Satu foto yang membuat dia termenung takjub. Foto Vina yang berdiri disamping seorang remaja, membantu mengisi kusioner. Senyum yang diapit lesung pipi menjadi nilai tambah dari foto tersebut. Jhon mulai tertarik.Â
" Gimana fotonya, bagus gak. " Vina mendekati Jhon yang sedang melihat foto di kamera.Â
" hmm, lumayan sih. Nih lihat sendiri. " Jhon memberikan kameranya ke Vina.Â
" iiiih cantiknya aku, terima kasih jhon, foto kamu bagus. " Vina memuji
" Harga fotonya sepiring bakso, kalau gak ada bakso foto ini aku hapus. "Â