Muka Vina tertekuk kesal, kertas itu disobeknya dan di buang ke tempat sampah.
" Kanapa tidak aku saja sih, tuhan. aku ingin sekali saja sekelompok dengan Jhon si ganteng, kaya dan murah senyum itu. Amiin. " kata sahabat Vina sambil mengangkat kedua tangannya, berdoa.Â
Jhon melepaskan tangan Vina, muka Jhon sekarang serius.Â
" Aku tahu kamu menginginkan cincin itu, aku tahu sekali. bahkan sejak kejadian itu aku berjanji untuk membelikan dan memasangkan cincin itu di jari manis kamu, Vin."Â
" Oh kejadian di toko perhiasan Delima......, ih nyebelin banget tahu, kamu waktu itu. Bikin malu banget..," Muka Vina berubah cemberut setelah mengingat kejadian itu. Vina berusaha membawa suasan lebih ringan.
Persimpangan jalan mawar, kota belitung selalu ramai. Hampir setiap sudut kota dihiasi pedagang kaki lima, toko kelontong dan salah satu toko yang paling ramai dikunjungi toko perhiasan Delima. Tempat KKN Vina dan Jhon tidak jauh dari kota belitung. Kota yang indah untuk jatuh cintaÂ
" Jhon, tunggu aku." Vina jalan tergesa - gesa menyusul langkah Vina.
" makanya jangan pake bakiak kalau jalan."
" ih tapikan bakiak ini lucu ada motif bunga raflesianya. sayang kalau gak dibeli." Vina mengankat bakiaknya. kini dia jalan tanpa alas kaki.
Sore itu Jhon dan Vina ditugaskan pak Joko untuk menyebarkan kusioner kepada masyarakat sekitar kota. Kusioner tentang peningkatan minat jual beli masyarakat di kota belitung khususnya daerah pesisir pantai. Vina dan Jhon mulai membagikan ke setiap pejalan kaki, pengunjung toko di persimpangan jalan dekat toko Delima.Â
" Maaf kak, ada waktu sebentar. Aku Vina Mahasiswa dari UPI Bandung. Aku boleh minta tolong gak, ngisi kusioner tentang  minat jual beli masyarakat sekitar kota belitung." Tanya Vina sambil membagikan kertas kusioner ke seorang remaja kuliahan. Â