Vina, perempuan berkacamata, rambut kepang dua dengan baju khas ospek kemeja putih SMA dan bawahan rok panjang abu - abu dilengkapi nametag kardus bertulisan nama ; putri malu. hobi ; malu - maluin. perempuan itu lari tergesa - gesa, terlambat.Â
"Baru hari pertama saja sudah terlambat apalagi nanti masuk kuliah. palingan baru masuk pas kelas lima menit mau bubar." Kata salah satu kakak tingkat perempuan memegang pundaknya, mata melotot, bibir nyinyir kedepan dan satu lagi alis mata tebal lima cm yang  terangkat sebelah. Kejadian itu cukup menyita perhatian segerombolan kakak tingkat sok keras plus sok garang yang lainnya. Mereka mengerumpuni, siap membuli.Â
Tidak ada yang kebetulan jika memang jodoh sudah ditakdirkan, Jhon datang terlambat juga. Pakiannya berbeda dengan para mahasiswa lainnya. Baju putih tanpa bat SMA bercelana hitam. Nama nametagnya juga mengenakan nama asli tidak menggunakan nama konyol seperti lainnya. Nama; Jhon Putra Andrea, Hobi ; apa aja selain ospek. Jalannya tidak tergesa - gesa, jalan santai tapi tegas. Jhon tidak tahu di depan, kanan, kiri dan belakangnya kakak kating siap memberi pelajaran pertama.Â
" Hei, maba sudah terlambat. Malah bergaya jalannya. " Kakak tingkat yang satu ini badannya besar dan kekar sepertinya dia si ketua ospek. tangannya meraih nametahnya Jhon.
" Nyali kamu gede juga ya, Jhon." Tangannya mengangkat kerah Jhon,Â
" Kalau iya, emang kenapa ?" Jhon mencengkeram tangan si ketua ospek,Â
"Pukul.....!" teriak seorang maba berambut botak yang berdiri tidak jauh dari Jhon, tangannya mengepal ke atas. Â Suara itu menggema memberi perintah keras, baku pukul mulai pecah. Â
Dilain sisi lapangan Vina itu terjatuh. Kondisi tidak terkendalikan, beberapa orang membantu membawa ke ruang kesehatan. Kejadian itu baru reda, setelah seorang dosen datang mengambil mik dan memarahi semua orang yang ada di lapangan termasuk seorang pedagang bakso yang sibuk memainkan kentongan, menarik pembeli. " So.., Bakso...,"
Kini Jhon berada di ruangan kesehatan, kondisinya memar biru di sebelah mata kanannya dan bibirnya sedikit berdarah. Tepat disamping sebelah biliknya, Vina baru bangun dari pingsannya. Jhon melangkah keluar.
" Air...., air....., tolong....!" minta perempuan itu.
" Mau apa ? kopi, teh apa susu ?" Jhon menawarkan