" biasa aja." Jhon masih berusaha menahan diri supaya tidak memuji Vina.
" heleh, tinggal bilang cantik aja. susah banget. "Â
Vina melanjutkan tugasnya dan Jhon diam - diam memandangi foto Vina.
Waktu membuat Vina dan Jhon semakin dekat. Di setiap malam minggu, mereka berdua pasti akan pergi ke sebuah warung kopi yang cukup terkenal di daerah itu. Memesan minuman dan makanan yang sama setiap minggu. Red Velved dengan sedotan warna merah punya Vina dan Es Matcha dengan sedotan putih punya Jhon. Roti bakar isian coklat dan nanas menyatukan lidah mereka berdua. Saat mereka nongkrong banyak sekali topik yang mereka bahas dari mengerjakan tugas, membongkar identitas Tobi si mahasiswa paling pendiam sekampus, Bui bui Kucing Mbak Yanti yang hobinya hamil dan topik yang paling disukai mereka berdua, teori konspirasi dunia. Setiap ada teori baru yang muncul pasti Jhon dan Vina langsung bersemangat menuju warung kopi itu, memesan makanan dan minuman yang sama dan saling beradu argument satu sama lain.
" Kenapa tukang parki tuh ngeselin banget sih." Jhon menyomot asal topik pembicaraan.
" kayak kamu ?" Vina menoleh ke arah Jhon.Â
" Gue ngeselin, hello..., coba lu tanya semua perempuan di muka bumi. pasti mereka kompak jawab, Jhon itu orangnya ganteng, pinter, suka senyum, suka menolong dan calon orang sukses dunia akhirat."
" Ih geer banget, mereka tuh gak tahu aja, betapa busuknya sifat kamu."Â
Jhon hanya tersenyum mendengar kata Vina. Vina sudah hafal sifat Jhon dan begitu juga sebaliknya.Â
" Btw, besokkan wisuda. Kamu kira - kira mau lanjut dimana ?" Vina mengalihkan pembicaraan.
" Kayaknya gua mau ke Jogja. Gua mau jadi fotoghraper di sana. Kalau lu ?" Jhon meregangkan badannya.